Apa itu Admixture ?
Bahan tambahan atau admixture adalah
bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam campuran beton
pada saat atau selama percampuran berlangsung. Fungsi dari bahan ini adalah
untuk mengubah sifat-sifat dari beton agar menjadi lebih cocok untuk pekerjaan
tertentu, atau untuk menghemat biaya.
Admixture atau bahan tambah dalam Standard Definitions of
Terminology Relating to Concrete and Concrete Aggregates (ASTM
C.125-1995:61) dan dalam Cement and Concrete Terminology (ACI SP-19)
didefinisikan sebagai material selain air, agregat dan semen hidrolik yang
dicampurkan dalam beton atau mortar yang ditambahkan sebelum atau selama
pengadukan berlangsung. Bahan tambah digunakan untuk memodifikasi sifat dan
karakteristik dari beton misalnya untuk dapat dengan mudah dikerjakan,
mempercepat pengerasan, menambah kuat tekan, penghematan, atau untuk tujuan
lain seperti penghematan energi.
Di Indonesia bahan
tambah telah banyak dipergunakan. Manfaat dari penggunaan bahan tambah ini
perlu dibuktikan dengan menggunakan bahan agregat dan jenis semen yang sama
dengan bahan yang akan dipakai di lapangan. Dalam hal ini bahan yang dipakai
sebagai bahan tambah harus memenuhi ketentuan yang diberikan oleh SNI. Untuk
bahan tambah yang merupakan bahan tambah kimia harus memenuhi syarat yang
diberikan dalam ASTM C.494, “Standard Spesification for Chemical Admixture
for Concrete”.
Kenapa
Admixture Perlu Digunakan?
Penggunaan admixture pada beton dilatar belakangi
kebutuhan lapangan untuk menciptakan karakteristik tertentu pada beton. Pada
beberapa kasus dalam proyek pembangunan, karakteristik benton harus diubah agar
pembangunan dapat selesai dengan baik. Karakteristik yang dimaksud mencakup
kekuatan, setting time, workability, bleeding, durability,
panas hidrasi, shrinkage, dan Air
Entrainment.
Beberapa
kasus yang membutuhkan rekayasa karakteristik beton adalah ketika ingin
mengecor beton, maka agar beton yang dicor merata dan menutup sempurna tentu
beton harus dapat mengalit dengan baik, untuk mencapai hal tersebut
diperlukanlah admixture yang membuat beton lebih mudah mengalir. Kasus
lain apabila kontraktor menginginkan beton lebih cepat kering, maka diperlukan admixture
yang mampu mengurangi waktu pengeringan.
Apa Sih Tujuan Penggunaan Admixture?
Berikut beberapa tujuan penggunaan
admixture:
1.
Water
Reduction (Zat Kimia untuk mengurangi penggunaan air pada beton).
Hal ini dimaksudkan agar diperoleh adukan dengan nilai
fas yang tetap dengan kekentalan yang sama atau dengan fas tetap, tapi
didapatkan adukan beton yang lebih encer. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh
kuat tekan yang lebih tinggi, engan tidak mengurangi kekentalannya, atau
diperoleh beton dengan kuat tekan yang sama, tapi adukan dibuat menjadi lebih
encer agar lebih memudahkan dalam penuangan.
2.
Redater
(Zat kimia untuk memperlambat proses ikatan campuran beton).
Biasanya diperlukan untuk beton yang tidak dibuat
dilokasi penuangan beton. Proses pengikatan campuran beton sekitar 1 jam.
Sehingga apabila sejak beton dicampur sampai penuangan memerlukan waktu lebih
dari 1 jam, maka perlu ditambahkan zat kimia ini. Zat tambahan ini berupa gula,
sucrose, sodium glukonate, glucose, citric acis, dan tartaric acid.
3.
Accelerators
(zat kimia untk mempercepat ikatan dan pengerasa campuran beton)
Diperlukan untuk mempercepat proses
pengerjaan konstruksi beton, pencampuran beton dilakukan di tempat atau dekat
dengan penuangannya. Zat tambahan yang diperlukan adlah CaCl2,
Ca(NO3)2 dan NaNO3. Namun demikian lebih dianjurkan menggunakan yang nitrat, karena
penggunaan khlorida dapat mempercepat terjadinya karat pada penulangan.
Ada Apa Saja Jenis-jenis Admixture
?
Secara umum admixture dapat dibagi menjadi dua
jenis:
1.
Bahan Tambah Kimia (admixture)
Chemical admixture yaitu bahan tambah cairan kimia yang ditambahkan untuk
mengendalikan waktu pengerasan (memperlambat atau mempercepat), mereduksi
kebutuhan air, menambah kemudahan pengerjaan beton, meningkatkan nilai slump
dan sebagainya. Bahan tambah kimia biasanya
digunakan dalam jumlah yang sedikit pada campuran beton dan tujuan
penggunaannya adalah untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu dari campuran.
Berdasarkan
standar ASTM. C. 494
(1995: .254) dan Pedoman Beton 1989 SKBI.1.4.53.1989 (Ulasan Pedoman Beton
1989: 29), bahan tambah kimia terbagi menjadi tujuh tipe
yakni:
a.
Tipe
A “Water-Reducing Admixtures”
b.
Tipe
B “Retarding Admixtures”
c.
Tipe
C “Accelerating Admixtures”
d. Tipe D “Water Reducing and Retarding Admixtures”
e. Tipe E “Water Reducing and Accelerating Admixtures”
f.
Tipe
F “Water Reducing High Range Admixtures”
g. Tipe
G “Water Reducing, High Range Retarding
Admixtures”
2.
Bahan Tambah Mineral (Additive)
Bahan yang ditambahkan pada beton dan
dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja kuat tekan beton dan lebih bersifat
penyemenan. Beton yang kekuarangan butiran halus dalam agregat menjadi tidak
kohesif dan mudah bleeding. Untuk
mengatasi kondisi ini biasanya ditambahkan bahan tambah additive yang berbentuk butiran padat yang halus. Penambahan additive biasanya dilakukan pada beton
kurus, dimana betonnya kekurangan agregat halus dan beton dengan kadar semen
yang biasa tetapi perlu dipompa pada jarak yang jauh. Yang termasuk jenis additive adalah pozzollan, fly ash, slag dan silica fume.
sumber: Sika AG, Sika Concrete Handbook, [pdf](https://issuu.com/sika.com/docs/concrete_handbook
, diakses tanggal 26 September 2017)
Komentar
Posting Komentar